Makanan asli atau real food menjadi tren terbaru dalam pola makan sehat dan berkelanjutan di seluruh dunia termasuk di Indonesia, sehingga semakin banyak yang ingin tahu mengenai resep diet real food tersebut. Real food adalah tren yang berfokus pada produk makanan yang diproses secara minimal atau dengan cara yang tidak mengurangi kualitasnya atau mengurangi khasiatnya. Gerakan yang populer di seluruh dunia ini membela hak atas makanan yang sehat dan ramah lingkungan.
Pada awal tahun 1980-an, beberapa penelitian yang disponsori oleh badan-badan internasional seperti Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) mengembangkan tren baru yang menyatukan konsep-konsep seperti nutrisi dan keberlanjutan untuk menciptakan konsep diet berkelanjutan. Menurut FAO, pola makan berkelanjutan adalah pola makan yang mengurangi dampak lingkungan, melindungi keanekaragaman hayati dan ekosistem, mempromosikan gaya hidup sehat dan cukup nutrisi.
Namun, dalam beberapa dekade terakhir, laju masyarakat Barat yang semakin memusingkan justru memiliki efek sebaliknya; peningkatan konsumsi makanan olahan dan ultra-olahan yang disebut makanan cepat saji, dan singkatnya kebiasaan makan yang tidak sehat dihapus dari diet berkelanjutan yang diusulkan oleh Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNO) melalui FAO. Menghadapi situasi ini, pemikiran-pemikiran telah disuarakan untuk mendukung penciptaan alternatif, seperti real food atau makanan asli.
Resep Diet Real Food Dan Apakah Makanan Real Food ?
Apakah makanan real food tersebut?
Gerakan realfooding muncul belakangan ini sebagai salah satu cara untuk mengurangi konsumsi makanan yang tidak sehat. Tren ini, yang menjadi populer melalui media sosial seperti Instagram dan juga mendapat dukungan dari bisnis dan lembaga publik, menganjurkan apa yang disebut makanan asli tetapi melangkah lebih jauh. Makanan asli adalah semua makanan yang belum diproses secara industri atau makanan yang kualitas alaminya tidak terganggu atau kualitas komposisinya berkurang. Salah satu contoh diet real food di Indonesia adalah diet real food dari Dewi Hughes.
Dari banyaknya makanan olahan yang ada dipasaran, di sini muncul pertanyaan, apakah semua makanan olahan itu buruk? Jawabannya tidak, karena, seperti yang ditunjukkan oleh para ahli, ada makanan yang memerlukan pengolahan agar lebih aman, meningkatkan pengawetannya, atau membantu konsumsinya. Masalahnya adalah makanan yang kehilangan sebagian sifatnya selama pemrosesan atau kualitasnya berkurang dengan masuknya bahan-bahan industri.
Makanan apa yang harus digunakan untuk resep makanan real food?
Realfooders adalah pengikut gerakan ini, yang segera menjadi gaya hidup. Mungkin merekalah yang paling memahami konsep FAO tentang diet sehat, tetapi apa yang dimakan oleh para pecinta makanan sejati dan apa yang tidak mereka makan? Iya, mereka mengonsumsi real food atau makanan asli.
Makanan yang belum diproses, makanan yang diproses secara minimal, atau makanan yang telah diproses tetapi tidak terpengaruh secara negatif oleh proses tersebut. Misalnya sayuran, umbi-umbian, sayuran hijau dan buah-buahan, kacang-kacangan, rempah-rempah dan biji-bijian, kopi, the, sereal gandum utuh, ikan, makanan laut, dan daging yang belum diproses, telur serta susu segar.
Mereka juga mengonsumsi makanan olahan yang baik
Makanan yang telah diproses secara industri tetapi bermanfaat dan aman, seperti makanan asli yang dikemas vakum, minyak zaitun extra virgin, roti gandum 100%, coklat hitam atau bubuk kakao lebih dari 70%, minuman nabati tanpa tambahan gula, dan lainnya. Cara yang baik untuk membedakan adalah bahwa hanya ada satu sampai lima bahan pada label tersebut.
Tidak mengonsumsi makanan ultra-olahan
Realfooders menghindari makanan dengan ultra-olahan dengan cara apa pun. Selain kurang sehat, mereka adalah penyebab utama obesitas di antara semua kelompok umur. Beberapa contoh makanan ini adalah makanan industri yang dipanggang, sereal olahan, makanan ringan asin, manisan, makanan siap saji yang siap dipanaskan atau digoreng, dan masih banyak lainnya.
Tips Dan Resep Diet Real Food
Tips untuk makanan sehat yang berkelanjutan
Bagi para pecinta makanan asli, hubungan antara pola makan mereka dan pengaruhnya terhadap lingkungan juga sangat penting. Dalam hal ini, FAO menawarkan serangkaian tips untuk makanan berkelanjutan:
- Seimbangkan diet Anda. Pilih makanan yang kaya akan serat, kacang-kacangan, buah dan sayuran.
- Kurangi konsumsi. Kurangi jumlah daging, ikan, dan susu dalam diet Anda.
- Pilih produk alami. Lupakan produk, transgenik, dan olahan.
- Hindari pemborosan. Belilah hanya sejumlah makanan yang akan Anda gunakan.
- Pilih organik. Sertakan produk yang bebas dari pestisida dan pupuk dalam diet Anda.
- Jaga lingkungan. Jika Anda makan makanan musiman, Anda akan mengurangi emisi CO2.
- Mendukung perdagangan yang adil. Pilih makanan yang mempromosikan hubungan bisnis yang saling menghormati.
- Bergabunglah dengan grup konsumen kami di De Grunteman. Ini akan memberi Anda akses ke produk lokal tanpa melibatkan perantara.
Keunggulan dan kekurangan dari real food
Keuntungan bergabung dengan gerakan ini beragam; tidak hanya mempromosikan gaya hidup yang lebih sehat, tetapi juga seperti yang telah kita lihat di atas, berkontribusi pada sistem produksi pangan yang lebih berkelanjutan yang berdampak positif dalam memerangi perubahan iklim. Selain itu, misalnya para pecinta makanan asli lebih suka membeli dalam jumlah besar, yang membantu mengurangi penggunaan plastik.
Kerugiannya dapat mencakup hal berikut; orang bingung mengikuti diet makanan asli dengan diet pelangsingan; rekomendasi realfooding dianggap ekstrem; atau, karena ini adalah gerakan viral di media sosial, beberapa pesannya mungkin disalahartikan atau terdistorsi. Oleh karena itu disarankan untuk mengikuti komunitas real food sehingga Anda benar-benar mendapatkan ilmu dan informasi yang sesungguhnya. Selain itu Anda juga dapat mendapatkan resep diet real food yang benar dan berguna untuk kesehatan Anda.
Recent Comments